MENCARI KEBAHAGIAAN
MENCARI KEBAHAGIAAN
(Edisi Spiritual)
Bila ditanya semua orang yang hidup didunia ini jawabannya pasti pengin hidupnya bahagia, tidak ada satupun yang pengin hidupnya susah, sedih, atau tidak bahagia. Oleh karenanya manusia hidup akan senantiasa berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan yang namanya kebahagiaan, berbagai macam cara dilakukan untuk mendapatkannya. Namun banyak manusia yang salah mengerti, bahwa indahnya gemerlap dunia ini dianggapnya kebahagiaan, mereka menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, belakangan mereka menyesal, jangankan kebahagiaan yang didapatkan ternyata mereka malah terjerumus dalam kesedihan yang panjang.
Fenomena atau kejadian seperti ini terjadi tidak hanya di Indonesia, tidak terkecuali di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang serta negara-negara di Eropa. Tidak sedikit diantara masyarakat negara maju tersebut mengalami salah jalan dalam menempuh atau mencapai keinginan menuju kebahagiaan yang berujung pada penyesalan, hingga membuat mereka stress, depresi, lalu ada yang mengambil jalan pintas bunuh diri sebagai jalan keluar. Manusia global ini terjebak dalam kebahagiaan semu, kebahagian sementara, kebahagiaan duniawi, dan mereka tidak tahu hakekat kabahagian yang sejati..
Mengapa kejadian atau fenomena seperti itu bisa terjadi? Jawabnya karena faktor ketidaktahuan, tidak mengerti apa itu kebahagiaan sejati. Dianggapnya bahwa gemerlap duniawi inilah yang namanya kebahagiaan. Banyak yang tidak paham bahwa kebahagiaan sejati dunia dan akherat itu berada pada pemahaman spiritual, tidak ada pilihan selain jalan spiritual, kalaupun ada bisa dipastikan itu adalah kebahagiaan semu yang seringkali menipu, dan sudah terlalu banyak orang yang tertipu.
Sejak jaman dulu kala para ilmuwan juga filosof seperti Aristoteles sudah berusaha untuk mencari dengan mendifinisikan kebahagiaan, bahwa tujuan manusia hidup itu bahagia, hingga banyak tokoh lain memberikan pandangan kebahagiaan. Salah satunya adalah Buya Hamka yang menulis sebuah buku yang berjudul Tasawuf Modern yang membahas secara detil apa itu kebahagiaan, beliau memaparkan pengertian bahagia dari beberapa ahli seperti Al Ghazali yang mengatakan bahwa bahagia dan kelezatan abadi adalah ialah bilamana dapat mengingat Allah.
Di buku berjudul “Kehidupan Dalam Pandangan Alquran” karangan DR. Ahzami Samiun Jazuli menjelaskan bahwa siapapun yang ingin hidup bahagia harus kembali kepada Alquran. ‘Sesungguhnya alquran adalah pedoman bagi siapapun yang mendambakan kebahagiaan, hidup dalam naungan Alquran adalah hidup dalam naungan kebajikan.
Dijelaskan pula oleh Al Ghazali semua orang yang hidup di dunia pingin bahagia dan kunci kebahagiaan itu ada di spiritualitas, karena ternyata hal-hal duniawi seperti harta benda, materi dan kehidupan lahiriyah saja tidak dapat menjamin kebahagiaan. Kehidupan spiritual yang mapan yang mampu memenangi peperangan melawan hawa nafsu dan menahan kehendak yang berlebihan itulah kebahagiaan sejati. penggabungan keduanya akan membuat hidup menjadi semakin lengkap..
Pada akirnya bisa dibedakan dengan jelas antara kebahagiaan semu dan kebahagiaan sejati, sehingga tidak salah pilih, tidak terjerumus dalam kebahagiaan yang semu.
Ada pilihan terakhir dimana kehidupan spiritual dan kehidupan duniawi masing-masing berkecukupan, bisa jadi.
Leave a Reply