MENYUSUN PROGRAM OUTBOUND EDISI 3
MENYUSUN PROGRAM OUTBOUND TRAINING
EDISI 3
Pada artikel edisi 1 dan 2 sudah banyak yang dibahas tentang bagaimana Menyusun Program Outbound Training yang berdampak pada pesertanya serta membawa perubahan yang signifikan. Langkah pertama adalah melakukan Training Needs Analysis (TNA) atau analisis kebutuhan pelatihan sebuah kegiatan yang dilakukan sebelum training dimulai guna memperoleh gambaran komprehensif tentang strategi pembelajaran yang sebaiknya diterapkan, tentang materi yang akan diberikan, alokasi waktu tiap materi dll. Ini merupakan bagian terpadu dalam merancang pelatihan agar pelatihan bermanfaat bagi peserta pelatihan. Dari analisis ini akan diketahui pelatihan apa saja yang relevan bagi suatu perusahaan sehingga tidak ada gab atau kesenjangan antara harapan yang diinginkan perusahaan terhadap pelatihan itu dengan kenyataan yang ada atau kenyataan yang terjadi.
Dari hasil TNA kemudian akan diketahui kebutuhan trainingnya, ambil contoh misalnya adalah Team Building Training, maka langkah berikutnya adalah perlu diketahui lebih jauh tentang tahapan-tahapan dalam Team Building. Ada 5 Tahap Perkembangan Kelompok yang kita ambil dari Bruce Tuckman : adalah sebagai berikut : Forming, Storming, Norming, Performing, Adjourning.
Masih dari hasil TNA, kemudian dilanjut dengan menentukan jenis Karakteristik Program Training yang akan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Dr. Simon Priest mengkategorikan program EBTD menjadi 4 tipe, yaitu : Recreational, Educational, Development, Redirection. Setelah dipilih atau diputuskan Karakteristik Program Trainingnya, maka langkah berikutnya adalah menterjemahkan objective program dalam tahapan-tahapan yang harus dilalui serta disesuaikan dengan berbagai tantangan, simulasi, game. Tidak kalah penting juga mengikuti sequen training sbb : Conditioning, Trust Building, Initiative Problem Solving, Final Project.
Desain program yang dibuat oleh Course Director diatas akan bisa diterjemahkan dengan baik di lapangan dengan dukungan kepanitiaan yang terorganisir. Experiential Learning Programer, berikutnya akan menyiapkan hal-hal sebagai berikut :
- FASILITATOR
Jumlah fasilitator yang akan menangani program, kesesuaian antara rasio jumlah peserta dan jumlah fasilitator harus ditentukan dengan tepat sesuai program yang dipilih. Fasilitator adalah faktor penentu program yang bertugas menterjemahkan objective program dalam bentuk tantangan, simulasi, games, sehingga harus mempunyai kecakapan berbagai kompetensi. saat ini sudah ada sertifikasi kompetensi fasilitator, ada Fasel Utama, Fasel Madya, Fasel Muda.
- LOKASI KEGIATAN
Dalam memilih lokasi kegiatan ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Yang pertama adalah analisa resiko, dimana tingkat keamanan lokasi menjadi prioritas, tempat berkumpul dalam keadaan darurat serta jalur evakuasi, baru kemudian pertimbangan varian tantangan yang dibutuhkan sesuai program, seperti lapangan, hutan, danau dll. Berikutnya adalah kelayakan, kenyamanan, serta fasilitasnya. apabila menggunakan metode ABLP tentu membutuhkan kompleksitas lokasi kegiatan dengan segala macam tantangannya.
- PERALATAN
Dari desain program yang dibuat akan muncul berbagai jenis tantangan, simulasi dan games, dan dari itu akan diketahui kebutuhan alat dan bahan yang diperlukan, kebutuhan peralatan program rekreasional pasti akan berbeda dengan program development. Selain kebutuhan peralatan untuk games juga peralatan umum, peralatan regu dan peralatan personal.
- LTS
Logistic Team Support (LTS) adalah team yang bertugas untuk menyiapkan segala macam peralatan yang dibutuhkan demi kelancaran pelatihan, dibawah arahan Experiential Learning Programer serta membantu fasilitator bila diperlukan .
- MEDIS
Tim medis diperlukan pada kegiatan atau program yang mengandung resiko tinggi seperti kegiatan petualangan, rope course dll. Diperlukan juga untuk program development dengan durasi panjang 3 hari atau lebih, menjaga serta memastikan peserta dalam keadaan sehat, mengantisipasi dalam keadaan darurat safety first.
- PSIKOLOG
Pada program yang lebih spesifik dimana klien meminta laporan psikologi peserta training berupa personal report diperlukan psikolog, untuk melakukan observasi perilaku peserta.
Dengan mengikuti panduan dan perangkat program seperti diatas kegiatan diharapkan akan berjalan lancar dan aman serta goal dari pelatihan bisa tercapai. https://www.oasisoutboundmalang.com/memilih-provider-outbound-profesional/
Leave a Reply