YUK KITA BERMAIN
YUK KITA BERMAIN
Ilustrasi gambar dari Detik.com
Olah : Admin Putra
Untuk mengetahui sifat dasar seseorang secara cepat adalah dengan melihat seseorang pada saat sedang bermain, karena disaat bermain secara tak sadar seseorang akan berada pada suasana yang paling nyaman, situasi nyaman inilah yang diyakini tanpa dibarengi dengan modifikasi perilaku yang disesuaikan dengan kebutuhan (atributif) sehingga menunjukkan sifat dan sikap aslinya.
Apakah permainan mampu pula untuk menjadi salah satu metode untuk mewarnai pembentukan sifat dari seorang manusia ? Menurut saya jawabannya adalah bisa.
Edisi ini saya akan mengulas khususnya permainan-permainan tradisional yang bisa dijadikan pilihan bagi anda untuk diajarkan serta dilakukan sebagai salah satu metode untuk pembentukan pribadi seseorang.
Mengapa permainan tradisional ?
Seingat saya tidak ada 1 pun permainan tradisional yang dapat dilakukan sendiri (melatih kerjasama), tidak ada permainan yang mengandung kekerasan (sadistis), media disiapkan oleh pemain (kreatifitas), dan masih banyak lagi.
Bagaimana dengan permainan Modern ?
Yang saya tahu, permainan modern lebih individual, seandainya ada kerjasama tidaklah melibatkan situasi emosional secara nyata (aspek psikososial), beberapa mengandung unsur kekerasan, para pemain tidak dilibatkan secara kreatif menyiapkan media bermain yang akan digunakan, dll
Permainan tradisional adalah suatu hasil budaya masyarakat yang telah tumbuh dan hidup hingga sekarang, permainan peninggalan nenek moyang yang dilakukan dengan suka rela dimana permainnan tersebut dimainkan menggunakan bahasa maupun ciri khas dari daerah tertentu yang harus dilestarikan guna memperkokoh jati diri bangsa.
Setidaknya, menurut peneliti dan ‘doktor’ permainan tradisional Mohamad Zaini Alif, ada hampir 2.600 permainan tradisional yang ada di Indonesia. Merujuk teori sejarawan Belanda Johan Huizinga dalam bukunya Homo Ludens (1938), permainan tradisional adalah puncak dari segala hasil kebudayaan.
“Jadi asal-usul perwujudan kebudayaan itu dari permainan tradisional”
Permainan tradisional pada masanya tidak hanya hanya soal menang atau kalah dan mengisi waktu luang, di masa lalu permainan tradisional juga bisa dianggap sebagai persembahan, pengabdian untuk negerinya, serta cara dalam bekerja bahkan dapat menunjukkan satu garis keturunan suatu bangsa.
“Asal-usul permainan tradisional di Indonesia sendiri sebenarnya ditemukan dalam berbagai naskah-naskah kuno abad ke-15, naskah Saweka Darma Sanghyang Siksa Kandang Karesian,”
“Bahwa ternyata mainan yang dimainkan saat itu diurusi serta dikuasai oleh satu ahli yang bernama Hempul, karena pada masa itu permainan adalah sesuatu hal yang sangat penting serta merupakan salah satu pembentuk karakter dan kepribadian bangsa tidak hanya orang, Hempul merupakan staf kerajaan yang ahli memainkan permainan tradisional, sejajar kedudukan dengan ahli-ahli lain di kerajaan seperti alhli perang (Paraguna), ahli pemerintahan, ahli masak (Cakra), dll
Teori atavistis, yang berasal dari kata ‘atavus’ yang bermakna ‘nenek moyang’, menyebutkan bahwa di dalam permainan akan timbul bentuk-bentuk perilaku yang menggambarkan bentuk kehidupan yang pernah dialami oleh leluhur, begitu satu permainan sama di semua wilayah maka semua wilayah itu satu keturunan yang sama, atau untuk menunjukan satu keturunan yang sama meskipun kita berbeda negara, agama, budaya, itu dengan permainan tradisional, sebagai entry point-nya, Teori : Stanley Hall.
Baca : permainan tradisional puncak seni segala budaya.
Jadi …..
Jika leluhur atau nenek moyang kita, salah satu cara untuk membentuk sifat, tata nilai dan perilaku orang bahkan bangsa (budaya dan kebudayaan) menggunakan permainan, bisa dikatakan bahwa bermain dan permainan tradisional mampu berkontribusi positif untuk menanamkan serta menumbuhkan nilai-nilai yang baik guna kebaikan dan kemajuan manusia.
Pada edisi selanjutnya akan saya bahas permainan-permainan tradisional jenis, metode bermain serta manfaatnya.
Guys….. Jangan sampai kamu melewatkan edisi selanjutnya ya..
Leave a Reply